Kualitas Rumah FLPP di Bawah Standar, Hasil Temuan BP Tapera

Hasil Monitoring BP Tapera Ungkap Masalah Kualitas Rumah FLPP di Bawah Standar Subsidi di 52 Kabupaten/Kota

Propertikini.comBP Tapera masih menemukan rumah subsidi yang dibiayai melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) memiliki kualitas di bawah standar. Masalah ini terungkap meski rumah-rumah tersebut sudah dilakukan akad KPR FLPP antara bank penyalur dengan masyarakat penerima manfaat.

Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2024, pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap 72.000 rumah FLPP di 52 kabupaten/kota.

“Hasil temuan monev menunjukkan adanya rumah yang sudah diakadkan namun belum memenuhi standar kualitas, terutama pada rumah-rumah tambahan kuota FLPP sebesar 34.000 unit tahun ini,” ungkap Heru dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penyaluran FLPP dan Tapera Tahun 2025, Senin (23/12/2024).

Temuan dari monev BP Tapera mengungkap berbagai masalah pada kualitas rumah FLPP. Beberapa di antaranya adalah:

  • Struktur bangunan tidak sesuai standar.
  • Atap, lantai, dan dinding dengan material berkualitas rendah.
  • Fasilitas dasar seperti listrik dan air yang belum terpasang meski rumah sudah diakadkan.

Menurut Heru, temuan ini tidak hanya menjadi perhatian serius BP Tapera tetapi juga menjadi pengingat bagi bank penyalur untuk meningkatkan kualitas rumah subsidi yang disalurkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Sebagai tindak lanjut atas temuan ini, BP Tapera telah mengeluarkan surat peringatan kepada bank-bank penyalur KPR FLPP. Surat ini dimaksudkan untuk mendorong perbaikan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Surat ini adalah bentuk tanda cinta kami kepada para mitra, agar ke depan kualitas rumah subsidi bisa terus meningkat. Masyarakat berpenghasilan rendah berhak mendapatkan hunian yang layak,” ujar Heru.

Meski masih menghadapi sejumlah tantangan, BP Tapera berhasil menyalurkan FLPP untuk 200.300 unit rumah hingga 20 Desember 2024. Total nilai penyaluran mencapai Rp 24,57 triliun.

Keberhasilan ini menunjukkan komitmen BP Tapera dalam memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, meski ada beberapa masalah yang harus diperbaiki.

BP Tapera menemukan bahwa beberapa rumah subsidi FLPP masih berada di bawah standar kualitas, meskipun sudah diakadkan. Temuan ini menjadi perhatian penting untuk meningkatkan kualitas pembangunan rumah subsidi di masa depan.

Dengan langkah monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan, BP Tapera berharap dapat terus memberikan hunian yang layak dan berkualitas bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta memastikan program FLPP berjalan dengan lebih baik.