Propertikini.com – Kisah Wu Yajun mantan wartawan yang kini menjadi salah satu wanita terkaya di dunia adalah bukti bahwa perjalanan hidup bisa berubah secara luar biasa. Lahir di Chongqing, Tiongkok, pada tahun 1964, Wu Yajun memulai kariernya sebagai buruh pabrik dengan penghasilan hanya 16 dolar AS per bulan. Namun, siapa sangka, wanita ini berhasil mengubah nasibnya hingga memiliki kekayaan senilai Rp84 triliun.
Wu Yajun tidak berasal dari keluarga pengusaha. Orang tuanya adalah penjahit sederhana, dan masa kecilnya penuh dengan keterbatasan. Setelah menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Navigasi di Northwestern Polytechnical University pada 1984, ia sempat bekerja sebagai buruh pabrik selama empat tahun. Kariernya mulai berubah ketika ia memutuskan untuk menjadi wartawan pada tahun 1988.
Sebagai wartawan di sebuah media properti yang dikelola Biro Konstruksi Chongqing, Wu Yajun mulai membangun jaringan yang solid dengan pelaku usaha dan pembuat kebijakan di sektor properti. Pekerjaan ini memberinya wawasan mendalam tentang industri properti, yang kemudian menjadi modal penting bagi kesuksesannya.
Pada tahun 1995, Wu Yajun bersama suaminya mendirikan perusahaan properti dengan modal awal 10 juta yuan. Perusahaan itu awalnya bernama Chongqing Zhongjianke Real Estate Co. Ltd., sebelum akhirnya berubah menjadi Longfor Properties. Longfor berkembang pesat berkat booming sektor properti di Tiongkok, menghasilkan proyek-proyek perumahan yang sukses di berbagai kota besar seperti Chengdu, Beijing, Shanghai, dan Dalian.
Wu Yajun tidak hanya mengandalkan kualitas konstruksi tetapi juga fokus pada manajemen properti dan pengalaman pelanggan. Hingga tahun 1998, Longfor telah mengembangkan lebih dari 1.200 proyek dengan total luas properti mencapai 230 juta meter persegi. Perusahaan ini berhasil menjual lebih dari 950 ribu unit properti dan secara konsisten masuk dalam peringkat 10 besar pengembang di Tiongkok selama 13 tahun berturut-turut.
Meskipun menjadi salah satu wanita terkaya di dunia, Wu Yajun tetap menjaga kehidupan pribadinya dengan prinsip rendah hati. Ia menerapkan “tiga tidak”: tidak tampil di televisi, tidak melakukan wawancara, dan tidak memberikan tanda tangan. Menurutnya, fokus pada pekerjaan adalah kunci utama kesuksesannya.
Keberhasilan Wu Yajun menjadi inspirasi bahwa wanita dapat meraih kesuksesan di industri yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki. Dengan kerja keras dan visi yang jelas, ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mencapai puncak kesuksesan.