Apartemen Mulai Tidak Dilirik Sebagai Investasi Menarik

Menurunnya Imbal Hasil Apartemen Memicu Pergeseran Minat Investor

Jakarta, Propertikini.com – Apartemen mulai tidak dilirik sebagai pilihan investasi menarik, terutama di Jakarta. Pergeseran ini dipicu oleh menurunnya imbal hasil (yield) apartemen dibandingkan instrumen keuangan lainnya.

Menurut laporan Colliers International, minat investor terhadap apartemen telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, pembelian apartemen di Jakarta masih didominasi oleh investor sebesar 58,1 persen, sementara pembeli untuk penggunaan langsung (end user) hanya 41,9 persen. Namun, pada 2023, tren tersebut berubah drastis: investor hanya menyumbang 46 persen dari total pembelian, sementara end user meningkat menjadi 54 persen.

Imbal Hasil Tidak Lagi Kompetitif

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, menjelaskan bahwa penurunan minat investor terjadi karena imbal hasil apartemen yang terus melemah. “Pada 2017, rata-rata yield apartemen mencapai 5,60 persen, sedangkan pada 2023 turun menjadi hanya 3,92 persen. Sementara itu, imbal hasil time deposit pada 2023 berada di angka 5,08 persen, lebih menarik bagi investor,” jelas Ferry.

Ia menambahkan bahwa selisih imbal hasil yang semakin kecil antara apartemen dan instrumen keuangan seperti deposito membuat investor lebih memilih menempatkan dananya di instrumen yang lebih aman dan likuid.

“Investor mengharapkan return yang cukup tinggi agar termotivasi membeli apartemen. Jika tidak, mereka cenderung mencari opsi lain yang lebih menguntungkan,” imbuhnya.

Tren yang Terus Berlanjut

Founder Clav Digital, Andrea Wiwandhana, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. “Penurunan minat terhadap apartemen sebagai investasi menunjukkan adanya perubahan pola pikir investor. Mereka kini lebih selektif, mencari aset dengan risiko lebih rendah namun tetap memberikan hasil yang kompetitif. Ini adalah tantangan besar bagi pasar properti,” ujar Andrea.

Andrea juga menyoroti bahwa pengembang apartemen perlu berinovasi dengan menawarkan nilai tambah, seperti integrasi teknologi atau fasilitas yang lebih menarik untuk menghidupkan kembali daya tarik segmen ini.

Kondisi Pasar Properti Saat Ini

Pasar properti di Jakarta secara keseluruhan mengalami dinamika yang cukup signifikan, terutama di segmen apartemen. Para pembeli yang didominasi oleh end user lebih memilih apartemen untuk hunian, bukan untuk investasi. Hal ini didorong oleh kebutuhan akan tempat tinggal yang nyaman di tengah kota, sementara prospek keuntungan investasi di sektor apartemen semakin suram.

Selain itu, faktor ekonomi makro seperti tingkat suku bunga dan kebijakan pemerintah juga turut memengaruhi minat investasi di sektor properti.

Kesimpulan

Dengan imbal hasil yang rendah, apartemen mulai tidak dilirik sebagai aset investasi oleh banyak pihak. Investor kini lebih fokus pada instrumen keuangan yang lebih stabil dan memberikan return lebih tinggi. Ke depan, pengembang apartemen harus berinovasi untuk menarik kembali minat investor dan memastikan segmen ini tetap kompetitif di pasar properti.